17.3.17

7 Hal Asyik Tinggal di Ruko


Waktu pertama datang ke Plembang, Ais dengan polosnya bilang gini ke ayahnya:
"Lho, rumahnya ayah mana? Ini kan toko yah?"

Dalam hati aku agak khawatir. Duh, nanti mau gak ya Ais tinggal di ruko begini. Tapi Alhamdulillah Ais nggak masalah. Ternyata buat anak, yang penting keluarganya berkumpul.

Walaupun tinggal di ruko, tetapi toko di lantai bawah lebih untuk gudang saja. Soalnya biayanya nggak cucok kalau ayah mau buka toko di daerah sini. Udahlah kena pajak reklame yang nggak sedikit, masih harus iuran untuk jatah preman sekitar. Daerahnya juga masih sepi. Walaupun dua kilometer ke depan sudah pasar induk.

Awalnya aku pikir bakalan nggak nyaman tinggal di ruko. Kanan kiri nggak ada tetangga. Soalnya ruko yang lain banyak yang belum laku disewa, dan beberapa cuma berfungsi sebagai kantor dan gudang saja. Daerahnya juga benar-benar di pinggir jalan, lokasinya bersebelahan pula dengan jasa ekspedisi yang setiap hari berpuluh-puluh truk mampir disana. Saking banyaknya truk yang mampir, di depan ruko kami ada tukang reparasi ban truk 24 jam. Kebayang kan betapa serunya tinggal di ruko? Nggak jarang kadang harus galak sama supir truk biar nggak seenaknya parkir truk.

Tapi, semua keseruan itu bikin hidup di ruko itu nggak monoton dan tentunya menarik untuk diceritakan (disombongkan), hahahaha! Berikut 7 Hal Asyik Tinggal di Ruko.

1. Tinggal di lokasi strategis membuatmu mudah akses kendaraan umum

Aku sebenarnya punya hobi naik kendaraan umum. Jiwa ini mengalir dari bapakku yang demen puter-puter naik Bus Trans. Tapi hobi ini jarang keturutan, soalnya naik kendaraan umum itu kurang efisien di waktu. Tapi, naik kendaraan umum sekarang lebih nyaman dibanding harus motoran. Jadi, daripada bikin khawatir keluarga di rumah eh ruko, kalau aku harus pergi sendiri, ya mending aku naik kendaraan umum seperti Bus Trans. Asyiknya sih Bus Trans yang lewat di depan rumah adalah Bus Trans besar, dan aku naik tepat satu halte setelah pull bis. Jadi, pasti dapat tempat duduk. Hihi

2. Tinggal di ruko mengajak anak untuk dekat dengan pekerjaan orang tuanya

Entah beruntung atau apes kalau Ais harus melihat jatih bangun orang tuanya merintis usaha. Di satu sisi dia beruntung bisa ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan orang tuanya. Dia sampai paham rutinitas kerja ayah dan ibunya. Untuk ke depan, hal ini memang bagus untuk soft skillnya kelak. Tapi, disisi lain aku juga kasihan kalau masa kecilnya tidak dihabiskan dengan bermain bersama teman sebaya. Setiap hari Ais hanya bermain di ruko, dan lebih seringnya bermain sendirian. Untungnya Ais tipe anak yang asyik dengan kesendiriannya, jadi kalau terpaksa bermain sendiri ya nggak apa-apa. Paling kalau pekerjaan kami sudah selesai, barulah kami menemaninya bermain.

Kadang hidup tidak sesuai mimpi, tapi yakinlah kenyataan lebih indah dari mimpi. Tergantung bagaimana mensyukuri dan menyikapinya.

3. Tinggal di ruko memiliki beberapa hiburan gratis dari atas ruko

Bosen nonton tivi? Tinggal buka jendela dan nikmati lalu lalang kendaraan. Bisa jadi sarana berhitung dan memahami bentuk&warna yang mengasyikkan untuk anak. Dan, kami beruntung tinggal di ruko yang belakangnya masih kebun. Jadi kami full hiburan nih depan dan belakang rumah. Kalau sore, pemadangan dari kebun cantik banget. Ini sih dasar akunya aja yang nggak pernah tinggal di rumah tingkat kayaknya deh. Hehe
(Kalau di Jogja, rumahnya bapak bertingkat tapi nggak pernah ditinggali lantai atasnya)

4. Kesepian? 24 jam di depan ruko rame loh!

Tinggal bertetangga dengan jasa ekspedisi membuat ruko tidak pernah sepi dari truk yang bongkar muat barang. Setiap malam tidur kami selalu dinina bobokan dengan suara dari alat pembuka skrup ban truk. Entah jam berapa si tukang bannya istirahat, tapi bunyi alat itu selalu terdengar di sayup-sayup tidur kami. Buatku yang pelor ini, keramaian malam sam sekali nggak jadi masalah. Tapi kalau buat ayah Ais, di awal tinggal dia sempat agak terganggu. Tapi kalau sekarang mah bebel aja. Hihi

5. Takut nggak aman? Ternyata nggak tuh. Prinsipnya kita nggak ganggu mereka, mereka segan dengan kita

Awalnya khawatir dengan keamanan tinggal di ruko. Apalagi nggak ada satpam khusus disini. Tapi kami percaya, kalau kami membina hubungan baik dimana pun, maka kebaikan akan bersama kami juga. Kami percaya Allah melindungi keluarga kami. Alhamdulillah selama ini nggak ada masalah. Dan walau supir truk yang mampir berwajah sangar, tapi mereka kesitu kan buat kerja, bukan buat maling. Jadi percaya aja deh sama perlindungan Allah. Sambil tetap mengatisipasi dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti memasang gembok yang kuat pada pintu ruko.

6. Mau karoke sampe volume pol? Nggak masyalah

Nggak perlu khawatir tetangga ada yang terganggu karena memang tidak ada tetangganya. Kualitas tembok ruko juga sudah cukup bagus untuk meredam suara. Jadi kalau mau latihan olah vokal untuk audisi atau acara kawinan (taelah), bisa banget disini.

7. Bebas dari nyinyiran tetangga yang bikin kuping panas

Salah satu yang bikin males hidup bertetangga adalah kalau punya tetangga yang 'lambene turah'. Hobinya gosip dan ngeluh sana sini. Bawaan aura negatif aja jadinya. Mau dijauhi juga gak enak wong tetanggaan. Nah, kalau tinggal di ruko, jauh-jauh deh ketemu yang gini. Kalau pun pada akhirnya nanti aku punya tetangga ruko yang bawa keluarga, kami juga nggak bakalan kurang kerjaan bergosip. Masing-masing pasti bakalan sibuk dengan rukonya masing-masing. Ya kan?

Itu tadi 7 Hal Asyik Tinggal di Ruko. Sebuah masa yang nanti akan kurindukan, bila saatnya kami sudah mampu beli rumah dan nggak tinggal di ruko lagi...

8 komentar:

  1. Mak Dib, enjoy your new life, enak lho tinggal di pinggir jalan, bisa lihat kendaraan lalu lalang, jadi ingat aku dulu sukanya nyetel musik kenceng2nya n nyanyi sepuasnya tanpa ada yg marah soalnya kalah Ama suara kendaraan di jalan.sekarang tinggal di Kalasan jadi ngerasa sepi karena di kampung.salam buat Ais, sehat 2 ya ganteng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Semua memang kudu dinikmati n disyukuri. Miss u already mak..

      Hapus
  2. keren mbak. yang penting kita bisa menyesuaikan diri di manapun kita berada.. jadi pingin ruko sendiri..

    BalasHapus
  3. Jadi pengen punya ruko juga *pengen karaokean sepuasnya* hihi...

    BalasHapus
  4. Makdib, aku baru tahu makdib pindah ke palembang. Goodluck ya mak :). Btw, aku dari lahir sampai nikah tinggal di ruko ortuku mak, dan tetap bahagia kok, semoga Ais juga yah, sehat dan happy selalu :)

    BalasHapus
  5. semoga bisa punya ruko sendiri.

    BalasHapus
  6. wah ini nih pengalaman saya bngt tinggal di ruko.
    kalo mnurut saya sih memang rame tpi terasa sepi !!

    BalasHapus
  7. Jadi pengen :v (sebenernya ada alasan tersendiri sih)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...