30.8.14

Mengejar Mimpi Menjadi Ibu Profesional

Semenjak dulu aku punya banyak impian. Namun, banyak dari mimpi itu yang maju mundur. Lebih karena kemalasanku menekuni sesuatu. Maunya serba gampang. Akhirnya beberapa impian hanya sebatas impian.

Namun untuk tahun 2014 ini, aku jelas mau lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Aku harus ada pencapaian lebih. Terus terang di akhir 2013 kemarin, aku mendapatkan banyak pencerahan.

Di penghujung tahun tepatnya September 2013, aku bergabung dengan dua komunitas yang ternyata cukup banyak mengubah hidupku. Komunitas itu adalah Kumpulan Emak Blogger dan Komunitas Ibu Profesional.

Dari Kumpulan Emak Blogger aku menjadi bersemangat menghidupkan kembali blogku yang sudah berdebu dari tahun 2009. Semenjak keranjingan mengisi blog dengan tulisan, aku menjadi banyak menghabiskan waktuku untuk membaca buku motivasi dan bisnis. Sungguh menyenangkan membaca tulisan mereka, sangat inspiratif. Aku pun berharap suatu saat bisa menularkan energi positif seperti yang mereka lakukan. Semakin aku sadar, membaca dan menulis adalah cara terbaik untukku mengembangkan diri.

Saat itu aku masihlah seorang buruh tebu, jadi aku belajar hanya lewat media internet. Berkenalan dengan Komunitas Ibu Profesional yang setiap hari rabu mengadakan kuliah online Ibu Profesional, membuatku tersadar akan suatu hal besar. Apa mungkin aku hanya seperti ini saja kalau ingin mendidik anak yang luar biasa?

Pepatah yang mengatakan "Masa depan anakmu ditentukan semenjak kamu memilih istri" sepertinya benar adanya. Hanya ibu yang luar biasa yang dapat mendidik anak yang luar biasa. Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Uhuk, berat juga tanggung jawabku ternyata. 

Resign. Titik awal menjemput impian

Setelah banyak membaca motivasi dan juga mempraktekkan kuliah ibu profesional, aku mulai memikirkan suatu keputusan besar, yaitu resign dari pekerjaan. Alasan terbesar untuk resign adalah karena aku merasa pekerjaan mengurus administrasi bukanlah bidangku. Walaupun aku tidak bermasalah berkutat dengan banyak dokumen penjualan dan surat-surat penting, tetapi aku masih memendam harapan bisa bekerja di laboratorium lagi. Selain itu, aku merindukan saat-saat mengajar anak-anak. Seluruh waktu tersita untuk pekerjaan kantor.

Alhamdulillah akhirnya awal April aku dimantapkan untuk resign dari pekerjaanku. Suami pun mendukung keputusanku. Menurut saran beliau aku disuruh sekolah lagi. Sejujurnya saat itu semua masih di awang-awang. Tabungan kami belumlah seberapa bila harus dikuras untuk biaya pascasarjana yang tidak murah. Tapi kami percaya akan ada jalan. Ada banyak jalan mendapatkan biaya kuliah, Insya Allah itu tidak masalah.

Selama menunggu waktu kuliah aku mengisi waktu dengan membaca dan sekedar mengasuh anak. Alhamdulillah ada proyek dari Komunitas Ibu Profesional yaitu menulis buku materi kuliah Bunda Cekatan (salah satu bagian kuliah Ibu Profesional). Tentu saja kesempatan itu aku manfaatkan. Selain menulis buku, beberapa bisnis aku coba, seperti bisnis fashion dan makanan(coklat). Sayangnya, kedua usaha itu seperti belum menemukan jalannya.

Lalu aku kembali teringat hal yang aku rindukan saat bekerja dulu. Aku rindu mengajar anak-anak. Akhirnya aku berpikir, kenapa tidak membuat sanggar belajar saja? Dukungan dari tante yang sudah lebih dahulu membuka bimbingan belajar membuatku enjoy dengan bisnis  ini.

Memang bisnis bimbingan belajarku masih sangat baru, tapi aku yakin dengan niat yang tulus dan ketekunan, bisnis ini akan berkembang. Sanggar belajar yang kurintis bersama tanteku ini masih kecil-kecilan. pasar yang dibidik juga dari keluarga mengengah ke bawah. Jadi jangan ditanya profitnya, karena memang bukan itu tujuan utamanya.
Kondisi Bimbel saat ini, berbagi tempat dengan mobil.
Kedepannya, aku ingin mengembangkan sanggar belajarku ini menjadi bimbingan belajar profesional yang terjangkau harganya, namun nyaman tempatnya.

Sanggar Belajar yang asri seperti ini yang kudambakan. Gambar dari mimpiproperti.com


Mengejar Mimpi Menjadi  Ibu Profesional yang Cerdas dan Mampu Mencerdaskan Bangsa.

Lebay ya cita-citaku? Biarlah, karena memang butuh usaha dan dukungan yang lebay juga untuk mewujudkan cita-citaku ini.

Aku baru memulai kembali bersekolah sambil tetap mengasuh anak dan mengurusi sanggar belajarku. Kembali menjadi 'bodoh' kalau kata Bob Sadino. Tapi memang perlu kan untuk menjadi bodoh? Ibarat seperti gelas kosong, akan banyak air yang bisa dituang bila gelasnya kosong. kan ada banyak ilmu yang bisa didapat, bila kita memulai dari keadaan 'bodoh'.

Perjuangan ini baru dimulai, dan aku terus optimis dan percaya suatu saat aku bisa menjadi profesional, modal utamanya adalah ketekunan. Aku yang dulunya gampang menyerah ini pelan-pelan menempa diri menjadi pribadi yang tekun. Bismillah.


Seri kuliah online Bunda Cekatan:


Seri buku Ibu Profesional, Bunda Cekatan ini sudah tersedia lho! Bisa pesan ke saya (WA=085327858828). Cuma 55 ribu aja!



Baca keseruan lain seputar keluarga. Plis klik: Housewife's diary
Simak juga resume kuliah online yang pernah kuikuti: Kuliah Online

2 komentar:

  1. keren, Mak... tetap semangat ya mengejar mimpinya.. apalagi didukung suami dan saudara.
    gud lak :)

    BalasHapus
  2. If you can dream it, then you can achieve it... Good luck ya maak...

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...