29.7.21

Jangan Sampai Pandemi Merenggut Kemanusiaanmu!

Siapa yang sudah sangat lelah dengan pandemi ini? Rata-rata pasti menjawab 'iya'. Tetapi banyak juga yang sudah berhasil menyamankan diri di tengah keadaan sulit ini. Ya berdamai saja dengan keadaan ini.

Aku menulis ini bukan karena meremehkan Covid-19, tetapi jujur aku sedih dengan keadaan yang terjadi. Banyak orang terdekat yang kehilangan anggota keluarganya, banyak yang mengalami perundungan akibat statusnya yang positif covid, belum lagi komentar ketakutan terhadap varian baru Covid. Ya, pandemi ini memberikan banyak sekali pelajaran. Tetapi satu hal yang paling sulit, yaitu mempertahankan sifat sosial kita. Karena pandemi memaksa kita berjauhan, skeptis dengan semua orang, walau aku sadar ini bagian dari era globalisasi, tetapi sifat sosial kita benar-benar diuji. Bagaimana kita tetap bisa ikhlas memberi, padahal kondisi keuangan sendiri juga minim. Bagaimana bisa membantu keluarga dan tetangga yang sakit, sedangkan tubuh kita dan kesehatan keluarga inti juga harus kita jaga. Saat ini sungguh adalah ujian bagi kemanusiaan kita. Semoga kita lolos dalam ujian ini.


Lamanya hidup itu misteri

Sekarang kita akan lebih sadar untuk menghargai hidup, mensyukuri kehadiran orang-orang yang menyayangi kita. Karena kematian bisa terjadi sangat mendadak. Sedih memang mendengar banyaknya berita duka belakangan ini. Tetapi percaya saja bahwa memang inilah yang sudah dituliskan di Lauh Mahfudz. Pandemi ini adalah ujian keikhlasan melepas apa yang dititipkan Allah, bukan hanya nyawa orang terkasih, tetapi sekedar rezeki yang tergerus karena kebijakan pemerintah, juga harus kita ikhlaskan.


Sebaik-baik perkara adalah pertangahan

Pandemi ini akan mengasah kemampuan berpikir kita. Kita pada kondisi harus skeptis dengan siapapun, tetapi juga jangan sampai menyinggung perasaan. Ini sangat berat buat sebagian orang yang saling bersebarangan memandang Covid. Memang terlalu abai terhadap Covid akan berbahaya, tetapi terlalu takut juga lebih berbahaya. Menjaga prokes itu harus, tetapi jangan sampai demi prokes maksimal lalu kita menyiksa diri. Bukannya sakit karena Covid, tapi sakit karena ketakutan kena Covid. Duh, jangan deh, walau bukan sakit karena Covid, tapi plis jangan sakit, jangan bebani tenaga medis dengan kondisi kita. Bismillah bisa.


Kita mahluk sosial yang butuh bantuan

Berbuat baiklah selagi bisa. Kita tidak tahu kapan kena giliran sakit dan kesusahan (bukan hanya Covid). Nggak perlu banyak pertimbangan dalam menolong. Misalkan membantu pasien Covid, asalkan prokes dan tidak lupa menjaga kondisi tubuh (tidak lupa makan, minum vitamin, dll), maka bantulah, jangan sampai ketakutan merenggut kemanusiaan kita.


Kalau orang yang ditolong ternyata jahat sama kita gimana? Ya, boleh jadi kamu menolong orang yang salah, tetapi amalmu tetap diperhitungkan dan akan diberi balasan dari Allah. Nggak perlu mengaharap balasan dari orang yang kita tolong. 


Yang memutuskan sehat dan bahagia itu ya kita sendiri

Egois sekali-kali itu perlu, karena yang memutuskan sehat dan bahagia itu kita sendiri. Sedih teman kehilangan keluarganya? Atau malah kita yang kehilangan orang yang kita sayang? Nggak perlu sedih berlarut-larut. Karena air mata kita nggak akan balikin mereka. Selalu doakan bila teringat. Tidak mudah untuk merelakan kehilangan. Tetapi bila kita memahami hakikat bahwa apapun yang kita punya adalah titipan Allah,  maka In sya Allah kita akan selalu bahagia menjalani apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.


Ikhtiar menjaga kesehatan juga begitu. Kuncinya hanya dengan mendengarkan tubuh. Selalu tunaikan hak tubuh untuk diberi asupan makan yang cukup dan bergerak, apa lagi yang perlu kita takutkan? Aku termasuk yang sangat percaya bahwa kondisi pikiran yang akan menentukan kesehatan kita. Sekali kita sugesti sakit, maka akan beneran jadi sakit.


Toleransi

Pandangan orang tentang Covid ini beragam. Kondisi ini membuat kita kembali belajar artinya toleransi. Nggak perlu jengah sama mereka yang posting tentang Covid melulu, juga nggak perlu terlalu mengkhawatirkan mereka yang sepertinya abai prokes. Saling memahami pandangan masing-masing saja. Allah pasti melindungi kita dengan caraNya kok.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...