6.4.15

Kisah EDibaFREE di Candi Borobudur

Jepretan Ayah Edy tercinta.

Hello Borobudur! Akhirnya kesampaian juga ke Candi Borobudur. Sudah lamaa banget deh nggak kesana. Terakhir aku masih piyik banget. Sekitar kelas 3SD kalau nggak salah. Ke Borobudur hanya berdua sama Mbah Kakung tercinta. Waktu itu Mbah Kakung masih ada dan sehat wal afiat. Mbah Kakung adalah pensiunan guru. Jiwa mendidiknya tetap menggebu walaupun sudah pensiun. Beruntungnya aku saat itu. Aku diajak ke berbagai tempat bersejarah dan diceritakan banyak kisah di balik setiap bangunan. Salah satunya tentang Candi Borobudur ini. Sayang, cerita itu sudah menguap semua. Apa aku saat itu masih terlalu kecil untuk mencerna, atau memang ada masalah di daya ingatku. Entahlah.

Masuk Borobudur aku rada pangling. Suasananya cukup berbeda dari yang dahulu. Tapi memang jadi lebih bagus sih. Aku, Ayah Edy, dan Ais sampai di lokasi Candi Borobudur sekitar pukul 07.00. Jam segitu rupanya candi sudah ramai pengunjung. Sebagian besar rombongan sekolahan atau field trip. Bule-bule yang datang juga lumayan banyak. Ayah langsung lemas, bayangin nggak bakal bisa dapat foto bagus kalo banyak manusianya gini.

Ya benar saja, akhirnya setelah hunting foto beberapa lama, ayah menyerah dan kita bersantai, duduk di lantai candi lantai empat. Oh ya, selama naik candi Faris semangat banget lo. Nggak minta gendong sama sekali. Tapi menginjak lantai empat Faris mulai kelelahan, minta gendong. Daripada menggendong,mending duduk-duduk aja deh. Sembari nunggu ayah hunting foto.

Sembari nunggu ayah hunting foto, Ais asyik mainan Pou. Aku terkantuk-kantuk dan sukses ketiduran, untung dibangunin ayah. Ayah bilang fotonya nanti lagi, tunggu agak sepi. Lah, rombongan orang terus menerus datang begini, bagaimana mungkin bisa sepi?

Kekecewaan ayah nggak dapat foto bagus tambah menjadi karena ternyata Faris pup di celana. Ealah, piye iki? Di candi mana ada toilet? Akhirnya dilakukanlah 'evakuasi anak pup di candi' oleh ayah. Lumayan menguras tenaga dan emosi juga, soalnya tangga turun rame banget, belum ada yang nekat naik dari tangga turun, kan nyebelin banget karena jadi tambah susah gerak.

Fyuh, WC nya jauh bingits. Mengitari pedagang sovenir di sepanjang jalan. Kata ayah sampai kebas tangannya gendong Faris. Untung insiden pup di candi bisa happy ending.

Mau balik ke candi lagi kok males. Apalagi lautan manusianya semakin deras. Terus ayah lihat ada papan arah bertuliskan 'Bukit Dagi'. Katanya disana bisa lihat view Borobudur dari atas bukit. Akhirnya ayah kesana. Berhubung Faris pengen naik kereta odong-odong, jadi kita jalan menuju pool keretanya deh.

Pool kereta berada di pintu masuk. Itu berarti kita harus berjalan kaki menuju pintu masuk. Berhubung naik kereta itu maunya Faris, jadi doi suka cita aja jalan kaki. Lumayan jauh padahal. Sip deh punya anak mandiri. Hehe

Di sepanjang jalan banyak pedagang menawarkan dagang. Sampai capek bilang 'nggak'. Untung Faris nggak merengek dibelikan sesuatu. Paling wajahnya sempat penuh harap waktu lihat mainan pesawat-pesawatan. Akhirnya beli tiga buat Om Inu dan Ibal deh. Harga ditawar dari satu lima ribu jadi tiga sepuluh ribu.

Di kereta kita masih nunggu agak lama. Soalnya nunggu kereta penuh. Faris kubelikan tiket utuh. Soalnya kan udah lebih dari tiga tahun. Di jalan Faris cerewet komen ini itu.

Selesai naik kereta, kita nunggu ayah di pintu keluar. Agak lama nunggu, kita mainan pesawat-pesawatan tadi deh. Tali senar dipasang di pohon, terus pesawatnya dikaitkan ke tali. Lempar. Jadi seolah-olah terbang deh. Ah, saking asyiknya main malah lupa ambil fotonya. Hiks. Sekarang senarnya udah nggak berbentuk je.

Di sini banyak tukang pijat keliling. Hampir sejam cuma 20ribu! Apa nggak murah amir tuh! Pengen coba juga, tapi malu ah. Rada nggak nyaman kalau cewek pijat di tepat umum, walau tukang pijatnya yang cewek juga ada.

Finally, wisata kami ke Borobudur ini asyik baget. Cuma beberapa hal yang masih jadi ganjalan, antara lain:

1. Kurangnya ketersediaan kamar mandi di sekeliling candi.

2. Pedagangnya sangat banyak dan terkadang menawarkan barangnya agak maksa.

Sisanya sih keren abis. Beruntung bisa mengunjungi satu dari tujuh keajaiban dunia!!!

Ayah nunggu dapat spot ini sampai Ais ngising (dalam arti sebenarnya). Hahaa

8 komentar:

  1. Asyiknya jalan2 ^_^ Terakhir main pas selesai ujian masuk kuliah bbrp tahun lalu ya Ba. Hehe tapi dulu belum ada tukang pijat keliling perasaan.

    BalasHapus
  2. Mungkin dini ga sempat ketemu, eto memang belum ada. Mereka kayak asosiasi gt, lumayan banyak sih kemaren

    BalasHapus
  3. Wah asyik ya Mbak, bisa main bareng sekeluarga, makin dekat dan akrab deh hubungan putra putri dan orang tuanya...
    Salam...

    BalasHapus
  4. suka sih ke Borobudur cuma jalannya, jauhh bo. Si kecil belum pernah tak ajak kesini, ais malah udah yaa

    BalasHapus
  5. Kebayang ke Borobudur tuh jalannya jauh dan panas hihihi tapi pengen ah ajak anak2 nanti...haha drama banget yaa faris pup..

    BalasHapus
  6. pengen banget ajak bocah2 kesini diba, belum kesampean...

    BalasHapus
  7. Poin ke-2 itu sering terjadi di tempat wisata manapun supaya barang dagangan mereka cepet laris x__x

    BalasHapus
  8. Aku pingin ke sini .... Ajak mbakkkk

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...