9.12.15

Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia, solusi tekan virus DBD

nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia

Musim hujan telah datang. Apa sih yang paling mengganggu di musim hujan ini? Kalau aku sih ya, yang paling mengganggu itu gigitan nyamuk! Katanya sih darahku manis, karena golongan darahnya B, wkwk, entah mitos apa fakta ya. Tapi memang dibanding bapakku yang golongan darahnya O, aku lebih gampang digigit nyamuk lho.



Hm, ngomongin gigit-menggigit nyamuk. Jujur kadang suka parno kalau-kalau digigit nyamuk Aedes aegypti. Bisa kena demam berdarah nanti. Ternyata, selama ini aku salah lho karena mengira si nyamuk yang menularkan penyakitnya. Padahal sebenarnya tidak semudah itu lho penularan demam berdarah!


Virus demam berdarah bukan dari nyamuk Aedes aegypti!

Selasa 1 Desember 2015 lalu aku bersama rombongan Komunitas Blogger Jogja berkesempatan ikut Sosialisasi Demam Berdarah Dengue (DBD) di insektarium EDP, Yogyakarta. Ternyata banyak hal seputar DBD dan perkembangan penelitian tentang DBD yang belum kuketahui. Termasuk tentang virus DBD yang ternyata berasal dari manusia! Jadi si nyamuk hanya sebagai pembawa virus DBD-nya saja. Oleh sebab itu, bila ingin menanggulangi DBD, ya lawan virusnya, bukan hanya nyamuknya.
nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia
Penanggulangan DBD dengan mengurangi populasi nyamuk dan melawan virusnya!

EDP=Eliminate Dengue Program 

Eliminate Dengue Program atau yang disingkat EDP yang berlangsung di Yogyakarta adalah penelitian antara Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran UGM dengan Yayasan Tahija Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menekan virus demam berdarah dengue (eliminate dengue). Nah, gimana caranya?

Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa sumber virus DBD adalah manusia, sedangkan nyamuk Aedes aegypti hanyalah sebagai pembawa virusnya, maka perhatian utama penelitian ini adalah menekan penyebaran virus DBD-nya. Cara menekan penyebaran virus DBD yang dilakukan pada penelitian ini cukup unik, yaitu dengan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia ke lingkungan.

Lho? Mau menanggulangi virus DBD kok malah nyebarin nyamuk yang menularkan DBD sih?

Nah disitu uniknya penelitian ini. Kenalan dulu yuk apa itu Wolbachia.
Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada 60% jenis serangga di sekitar kita, dari ngengat, capung, kumbang, lalat buah, bahkan nyamuk. Tapi, bakteri ini tidak terdapat pada nyamuk Aedes aegypti. Makanya nyamuk Aedes aegypti bisa menyebarkan virus DBD, karena tidak adanya bakteri Wolbachia yang dapat melawan virus DBD. Dari analogi sederhana seperti itulah maka penelitian EDP ini dikembangkan. Harapannya, dengan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia, penyebaran virus DBD dapat ditekan. 
nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia
Ini loh ilustrasinya
Memangnya Wolbachia aman? Yes, Wolbachia sudah diteliti dari 1920-an dan hasil analisis resiko terhadap Wolbachia yang dilakukan lembaga penelitian independen Australia di tahun 2011 menyatakan Wolbachia aman bagi manusia, binatang, maupun lingkungan!

Fase awal penelitian

Fase awal penelitian ini adalah menyiapkan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Yang diberi Wolbachia adalah nyamuk betina. Kenapa harus nyamuk Aedes aegypti betina?
  1. Nyamuk yang butuh darah dan menggigit manusia adalah nyamuk betina. Termasuk nyamuk Aedes aegypti betina.-- tersangka utama penyebar virus DBD nih!
  2. Probabilitas terbentuknya telur nyamuk ber-Wolbachia lebih tinggi bila nyamuk Aedes aegypti yang ber-Wolbachia adalah nyamuk betina.
Oh ya, kemarin pas sosialisasi, kita masuk ke insektariumnya loh. Sempat live streaming penetasan telur nyamuk juga (tapi gagal di-capture)
nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia
Fase kedua penelitian

Setelah dapat nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Apa lagi yang dilakukan? Ya disebar ke lingkungan dong. Tapi, penyebarannya tidak langsung besar-besaran. Harus dalam lingkup terbatas dulu. Dalam satu lingkup lingkungan itu, masyarakatnya juga harus setuju untuk dijadikan objek penelitian. Itulah kenapa penelitian ini baru menjangkau sebagian kecil daerah Yogyakarta saja.

Daerah yang dipilih untuk penyebaran nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia adalah daerah Nogotirto dan Kronggohan Sleman serta Singosaren dan Jomblangan Bantul. Kenapa daerah tersebut dipilih? Selain karena prevalensi terjadinya DBD  di sana cukup tinggi, juga karena pertimbangan penerimaan dari masyarakat. Soalnya nggak gampang lho jadi objek penelitian.

Penyebaran nyamuk di daerah Nogotirto dan Kronggohan Sleman dilakukan dengan menyebarkan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dewasa dari 22 Januari sampai 18 Juni 2014. Keberadaan nyamuk Aedes aegypti di lingkungn tersebut terus dipantau dan hasilnya cukup menggembirakan. Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia mampu berkembang biak dengan baik.
nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia
Penghitungan populasi nyamuk 
Penyebaran nyamuk di daerah Singosaren dan Jomblangan  Bantul berbeda dengan yang di Sleman. kalau di bantul ini yang disebarkan adalah ember-ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Penyebaran ember berisi telur nyamuk dilakukan pada kurun waktu 8 Desember 2014 sampai Mei 2015. Cara ini seharusnya lebih efektif dibanding menggunakan nyamuk dewasa yang relatif lebih mengganggu masyarakat, akan tetapi karena tidak 100% dari telur nyamuk bisa menetas (karena faktor lingkungan, dimakan hewan ternak, dll), maka efektifitasnya relatif sama dengan penyebaran nyamuk dewasa. Walaupun demikian, hasilnya sama-sama bagus! Sampai sekarang pemantauan terhadap populasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia terus dilakukan. 

nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia
Hasil pemantauan populasi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di Sleman
Fase ketiga penelitian

Nah, Januari 2016 ini sudah akan dilakukan fase ketiga penelitian, yaitu penyebaran nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dengan skala luas. Persiapan yang dilakukan antara lain:

  • Studi riwayat infeksi dengue pada anak usia 1-10 tahun di Kota Yogyakarta
  • Studi aktivitas harian anak-anak usia 1-10 tahun di Kota Yogyakarta
  • Pemantauan populasi nyamuk Aedes aegypti di Kota Yogyakarta menggunakan perangkap nyamuk BGTrap
  • Pemetaan situasi sosial kemasyarakatan di Kota Yogyakarta
Kita doakan saja semoga persiapan tahap ketiga penelitian berjalan lancar. Semoga dengan artikel ini, semakin banyak yang memahami bahwa dalam menangani virus DBD, jangan hanya lawan nyamuknya, tapi juga virusnya.

Sumber berita dan gambar:
www.eliminatedengue.or.id
materi sosialisasi DBD

Yang mau baca-baca tentang acara apa saja yang pernah diliput ardiba.com bisa kunjungi halaman ini: Literatur

24 komentar:

  1. mantab mbak ...!
    gonaku ra ono fase2ne :v

    BalasHapus
  2. Ooohhh.. Jd begitu yaaaa .....
    Selama ini kalau berhasil matiin nyamuk belang-belang ini puuas banget.
    Makasih sharingnya Mak dib

    BalasHapus
    Balasan
    1. matiin nyamuknya nggak papa. kalo rumahnya gak ada nyamuk ya lebih bagus.

      Hapus
  3. Darah B manis?

    Saya emang manis, hihih

    jd nyamuknya nanti pd perang gitu? Baru tau ada nyamuk wolbachia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesama manis toss dulu!
      Nyamuknya nggak perang Mak. Jadi Wolbachia itu semacam 'vaksin anti DBD' gitu.

      Hapus
  4. Wah udah jadi aja..bikin semangat menyelesaikan:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal tak kira dirimu sing wis rampung ndisikan.

      Hapus
  5. Dibaaaaaa, ini keceeee bangeeettt...menjelaskan bangeett ternyata wolbachia kereenn yaaaa... Semoga menaaangg dan makan2 yaa *assiikkk

    BalasHapus
  6. ohhh gitu...pernah lihat di tivi sih..baru ngerti

    BalasHapus
    Balasan
    1. apaan yang liat di tipi? Benarkah dirimu ngerti? Alhamdulillah..aku takut belibet njelasinnya.

      Hapus
  7. Melu komen ah, maafkan daku karena gagal rekam proses penetasannya :3

    BalasHapus
  8. Lho??? Baru tahu ada penelitian seperti ini. Makasih sharingnya. Virus ya yang dilawan? Hehehe

    BalasHapus
  9. Support selalu EDP Jogja... Wujudkan jogja bebas dengue

    BalasHapus
  10. ditunggu di Bogor nih nyamuk anti DBD nya, tapi kalo gak tau ciri-cirinya bisa kena tepok tangan ku juga nih

    BalasHapus
  11. aku termasuk yang musuhan sama nyamuk. Sekali digigit, langsung bentol dan lama sembuhnya. Darahku O dan saudaraku juga, tapi aku paling parah kalau sudah digigit sama nyamuk

    BalasHapus
  12. Waaahhh... lengkap banget mak Dibaaaaa
    Mantap deehh

    BalasHapus
  13. saya baru tau loh ttg nysmuk ber-wolbacia ini...

    BalasHapus
  14. saya musuhan pake banget sama nyamuk. Gampang sekali digigit nyamuk, bekas pula.

    BalasHapus
  15. Dengan sinergi pengendalian antara nyamuk ber-Wolbachia dengan cara pengendalian lain, kita semua berharap Indonesia segera BEBAS dengue. Aamiin. Trims sudah berbagi, Mak Diba. :D

    BalasHapus
  16. Alhamdulilah berkat EDP aku bisa liat bagaimana telur2 nyamuk menetas. INi kesempatan yg langka. Apalagi bagi orang awam seperti saya :D Thnk smuanya

    BalasHapus
  17. wah hebat ya dunia medis sekarang. Dulu skripsiku tentang virus yang di biaakkan di ulat yang nyerang tenaman kedelai. ini mirirp2 gitu ya. Pestisida Alami :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...