11.2.17

Parenting, Blogging, dan Pamit...


Sudah lama aku nggak pernah berkutat dengan KMS, grafik tumbuh kembang anak, dan lainnya. Ternyata kegetolanku sama parenting cuma sesaat. Bubrah semua resolusi mau rutin masak buat anak. Bikin-bikin permainan buat stimulasi anak cuma bertahan beberapa bulan. Anak lebih doyan sama mainan pabrikan dan lego. Ya nggak apa-apa sih, lego kan bagus buat perkembangan kreatifitasnya *ngeles.

Pasca resign dari perusahaan, ternyata pikiranku malah jadi tambah rumit. Kalau dulu, pulang kerja bisa masak en buat prakarya. Kadang dini hari masih bisa posting blog. Setelah nggak kerja malah akhirnya fokus main sama anak aja. Rasanya jadi kurang produktif, sigh.

Demi bisa kembali produktif, aku kemudian kuliah lagi. Iya sih, lumayan banyak peluang selama aku kuliah lagi, tapi keterbatasan daya dan waktu tak bisa dielakkan. Aku tidak bisa sebebas merpati *ciyeee. Akhirnya, selepas lulus kuliah aku mending kerja freelance aja.

Ternyata ada hikmahnya aku kerja freelance. Akhir 2016, suami memutuskan untuk mantap berwirausaha di Palembang. Dengan tidak terikat pada pekerjaan apa pun di Jogja ini, tentu menjadi mudah bagiku membuat keputusan untuk mengikuti suami.

Tapi nyatanya aku tetap galau. Tinggal menetap hampir 3 tahun di Jogja berhati nyaman membuat hatiku tertancap kuat disini. Apa mungkin karena aku sudah terminum air code *ojo mistis ah. Tapi, 3 tahun dengan segala kenyamanan dan kemudahan akses pendidikan, mulai dari toko buku diskonan, perpustakaan yang nyaman, museum gratis yang kece abis, dan sekolah berkualitas yang murah. Mungkinkah semua itu bisa aku dapatkan di Pelambang? Akankah aku dan anakku akan sebahagia di Jogja saat ini? Di Jogja ini pula aku semakin yakin menangguhkan diriku sebagai blogger. Bersahabat dengan banyak blogger kece dan inspiratif. Rasanya, sangat sangat berat meninggalkan ini semua.

Tapi, nasehat dari seorang teman menyadarkanku, bahwa bukan perkara apakah kamu dan anakmu akan bahagia atau tidak, tapi berkumpul dengan keluarga itu penting. Apalah arti surga dunia itu kalau keluarga nggak komplit? Wah, bener juga ya. Apa lagi yang mau aku kejar di Jogja ini? Kuliah udah kelar. Proyek dosen udah beres. Masalah sekolah anak...

Jujur kalau bisa memilih ya jelas lebih bagus pendidikan di Jogja. Tapi kali ini ilmu parentingku berguna lagi, dulu aku pernah baca kalau pendidikan dasar itu yang penting pada pembentukan mental anak. Nah yang paling berkewajiban mengajarkan ini, ya orang tua. Jadi, sekolah dimana aja nggak masalah dong ya?

Terus, tunggu apa lagi? Males packing dan pindahan? Ya udah sih, anggep aja lagi piknik. Buruan cari tiket promo trs langsung cuss. Beres kan?

Ya...membereskan hati mungkin yang lama. Membereskan puing-puing hati yang kadung tertancap di Jogja. Meninggalkan sahabat-sahabat dan kebersamaan bersama mereka. Tak ada lagi wefie kece bersama mereka. Tapi, life must go on. Aku harus move on. Masak cuma karena pengen lebih lama kumpul sahabat blogger terus batal ke Palembang. Emang nggak bisa gitu komunikasi via WA atau sosmed?

Akhir kata, intinya blogpost ini sekaligus buat pamitan sama sahabat-sahabatku di Jogja. Sahabat kuliah dan sahabat blogger. See u at top ya guys. Will miss u lot Emak Blogger Jogja dan Komunitas Blogger Jogja. Keep contact and you are all always in my heart.

Love,

Ardiba

7 komentar:

  1. Oh, selamat menikmati Palembang ya Mbak.... BTW klo aku ke sana boleh mampir ngopi gak? Hahaha

    BalasHapus
  2. Jauh di mata dan akan selalu dekat di hati. Terasa berat mencabut paku2 kenangan ketika hendak memulai sesuatu yg disebut keluar dari zona kampret #eh comfort zone. Yakin dan percayalah, jika sudah rejekimu utk bahagia, pasti bahagia itu menghampirimu dari banyak jalan dan cara yang tidak terduga. Semoga internet menjadi penyambung silturahmi kita ya Ardiba, gonna miss you alots. Thounsands seconds for seeing you, dear. 😍 😍 😍

    BalasHapus
  3. Hmhm jadi terharu bacanya mbak... hehe suami kerja. Alhamdulillah. Mbak harus pindahan ya alhamdulillah. Yang penting mbak tidak pindah ke lain hati. Wkwkwkwk...

    Saya setuju dengan statement "pendidikan ada pada mental anak". Hmhm jadi berfikir keras nih... guru tidak hanya mementingkan akademik murid tapi bagaimana murid enjoy dengan dirinya sehingga murid akan sopan santun terhadap guru., Saya yakin prestasi anak tidak akan tertinggal.

    Hahay... Saya sok bijak nih :-D

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...