10.9.16

Pembangunan Sektor Pertanian


Indonesia adalah negara agraris. Daerahnya banyak yang subur sehingga baik untuk pertanian. Sebenarnya sayang sekali bila lahan pertanian banyak yang dialihfungsikan menjadi gedung bertingkat. Memang dari segi profit, menggarap sebidang tanah menjadi lahan bercocok tanam lebih rendah profitnya dibandingkan apabila tanah tersebut dibangun menjadi kontrakan atau kos-kosan, bila lokasi tanah tersebut strategis untuk tempat tinggal. Hal lain yang mendasari semakin jarang orang melirik sektor pertanian karena generasi saat ini sudah semakin jarang yang akrab dengan lingkungan, sehingga kurang nyaman dengan kegiatan bercocok tanam.

Padahal, sektor pertanian tidak bisa dipandang sebelah mata. Pembangunan sektor pertanian seharusnya mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah, mengingat sektor pertanian adalah sektor yang menopang kebutuhan premier seluruh masyarakat Indonesia. Sembilan bahan pokok pertanian mulai dari beras, gula pasir, sayur dan buah, daging-dagingan, minyak goreng, susu, telur, dan garam semua dipenuhi dari kegiatan pertanian.

Sebenarnya sayang sekali apabila pada akhirnya pemerintah harus mengambil kebijakan impor terhadap beberapa kebutuhan pokok, seperti yang biasa santer diberitakan adalah impor beras dan impor daging sapi. Memang, sektor pertanian memiliki tantangan tersendiri untuk pengembangannya. Sektor pertanian sangat bergantung kepada kondisi cuaca dan musim. Terkadang petani mengeluhkan harga penjualan yang rendah sehingga keuntungan yang didapat sangat sedikit bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan lahan, mbeli bibit, dan juga membeli obat tanaman. Di sinilah pentingnya peran penyuluh pertanian. Departemen Pertanian sempat melakukan recuitment di luar tenaga PNS untuk memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh pertanian. Salah satu tugasnya adalah memastikan hasil panen petani tidak dibeli murah oleh tengkulak. Apabila kualitas panen yang dihasilkan bagus, tentu saja harga jualnya akan lebih tinggi.

Petani adalah profesi yang seharusnya dihormati dan mendapat perlindungan sepenuhnya dari pemerintah. Kondisi alam Indonesia sangat kaya. Mau bertanam atau beternak apa saja pasti bisa. Kondisi tanahnya subur dan hanya terdapat dua musim, kemarau dan penghujan, sehingga cuacanya tidak ekstrim. Sayangnya pekerjaan sebagai petani dianggap kurang prestise di masyarakat dan perlindungan dari pemerintah terhadap petani Indonesia belum maksimal. Seringkali produk pertanian Indonesia kalah dengan produk impor yang membanjiri pasar. Distribusi hasil pertanian yang belum maksimal terkadang membuat harga pertanian anjlok sehingga petani mengalami kerugian. Akhirnya banyak petani yang merasa pertanian bukanlah pekerjaan yang menjanjikan dan akhirnya beralih profesi menjadi karyawan pabrik atau menjadi tenaga kerja di luar negeri. Fenomena yang sangat disayangkan.

Semoga kedepannya pembangunan sektor pertanian dapat ditingkatkan, terutama pembangunan yang bersifat mensejahterakan petani, sehingga petani kembali bersemangat menekuni kegiatan pertaniannya.

5 komentar:

  1. Semakin miris dengan sektor pertanian sekarang. Biaya produksi mahal, tidak sebanding dengan harga jual yang memadai. Dan semakin banyak lahan pertanian yang kini alih fungsi menjadi bangunan, entah itu ruko, perumahan atau yang lain. Pengembangan sektor pertanian juga tidak terlalu kentara dan cenderung monoton. Peran pemerintah harus lebih getol lagi dan mengincar jangka panjang, mengingat generasi muda sekarang mempunyai sudut pandang bahwa petani itu pekerjaan orang susah..

    BalasHapus
  2. dengan kondisi pertanian seperti itu,
    bagaimana prospek kuliah di bidang pertanian ya ?

    apakah masih bagus atau mending cara jurusan lain ya?

    salam kenal dan terima kasih Mbak

    BalasHapus
  3. Dari hasil ngobrol-ngobrol sama warga desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang berprofesi sebagai petani. Katanya, petani itu memang pekerjaannya para orang tua. Sedangkan generasi muda ya bekerjanya di kantor-kantor yang membutuhkan keterampilan berpikir daripada kerja fisik.

    BalasHapus
  4. @Tom dan @Mawi. Iya, generasi muda banyak yang tidak tertarik untuk menjadi petani karena dianggap pekerjaan kasar. Mau pakai teknologi canggih seperti di negara maju juga gak cocok biayanya.

    @Wadiyo. Tetap berprospek Mas. Karena selama kita butuh makan maka kita pasti butuh petani.

    BalasHapus
  5. sedih kalo udah ngomongin petani, gatau bakalan jadi apa nanti kalo udah ga ada petani. gatau dapet sumber darimana lagi. ga mungkin kaaan Indonesia, negara yang udah kayak akan alamnya, harus terima pasokan dari negara luar karena udah ga ada yang mau jadi petani.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...