11.10.14

Halal School, sudah halalkah makananmu?

Weekend ini ada acara keren di kampusku. Acaranya bertajuk:



Nah, kebetulan aku punya waktunya pas hari Jumat ini. Dibela-belain cancel ngelesin dan minta yang momong Faris 'lembur' demi bisa ikut acara ini. Sempet bete bin kagol waktu panitia bilang acara diundur Sabtu. Tapi Alhamdulillah akhirnya acara bisa mulai juga.

Halal school ini menghadirkan pembicara dari LPPOM MUI. Pak Nanung Danar Dono, Narasumber terpercaya dalam menyampaikan Halal-Haram. Sempet hits banget doi di Gesamun (gerakan sadar imunisasi), makanya aku excited banget ikutan.

Pak Nanung menyiapkan banyak materi tentang Halal. Ada beberapa belas slide dan beberapa video yang bisa disimak. Sayangnya Halal School hanya berlangsung 1.5 jam. Akhirnya hanya beberapa materi yang dijabarkan. Apa saja? Simak yuk...



Snacknya udah halal belum ya? Halal dong pasti

Waspada Berita Hoax!

Pernah dengar berita tentang magnum dan kopi luwak haram? Itu lo, yang katanya magnum dan kopi luwak mengandung E471? Katanya E471 itu kode produk babi. Ternyata itu hoax sodara-sodara! E adalah kode ingredients alias kode komposisi. Klorofil dan curcumin saja pakai kode 'E'. Lha masak iya klorofil dan curcumin mengandung babi. Nggak mungkin kan?
Nah, sebagai muslim hendaknya kita bertabayyun alias kroscek saat menerima informasi.

Nah, materi berikutnya, Pak Nanung akan memberikan informasi mengenai cemaran makanan haram di Yogyakarta.

Apa saja kemungkinan bahan haram di Yogyakarta?

Belakangan ini, masalah makanan haram semakin meresahkan kita. Banyak makanan belum berlabel halal. Sebagian bahkan memalsu label halal! Parahnya, pelaku pemalsuan ini biasanya tidak mendapat balasan setimpal. Padahal kalau dibandingkan di Malaysia, pelaku pemalsuan seperti ini sudah kena denda hampir setara 300 juta rupiah.

Fenomena mengejutkan! Penggilingan daging yang tidak menolak menggiling daging babi, dapat dipastikan SEMUA daging yang digiling di alat tersebut haram!



So, be a smart consumer. Apalagi sebagai mahasiswa teknologi pertanian. Malu dong kalau nggak bisa bedain makanan halal dan haram. Nah, di acara ini Pak Nanung membagi tips memilih beberapa produk rentan haram.
1. Krecek
Kok bisa lo krecek haram? Nah, perlu diketahui, krecek itu ada dua macam. Ada krecek tebal dan krecek tipis. Krecek tebal berasal dari kulit kerbau, sedangkan krecek tipis berasal dari kulit sapi. Nah, di Jogja itu nggak ada penyembelihan kerbau. Kulit kerbau biasanya impor dari Toraja. Kata Pak Nanung sih menyembelihnya belum tentu Bismillah, jadi status kehalalan kulitnya masih dipertanyakan. So, kalau beli krecek pilih yang tipis aja ya. Biar aman.

2. Daging
Daging sapi rentan dipalsukan dengan daging babi. sebenaranya membedakan daging sapi dan babi tidak terlalu sulit. Tapi kalau sudah dicampur sih memang kudu ekstra hati-hati. Nah, di bawah ini ada beberapa tips membedakan daging babi dan sapi.

Daging keduanya dapat dibedakan dari:

A. Warna
Sapi: Berwarna merah tua
Babi: berwarna merah muda/pink
Kenapa demikian? Karena babi sedikit bergerak sehingga warna dagingnya pucat. Pernah baca, katanya kurang oksigen tuh dagingnya.

B. Lemaknya
Sapi: lemak sapi berwarna putih dan padat di suhu kamar.
Babi: lemak babi berwarna kuning krem dan agak cair di suhu kamar.

C. Serat daging
Sapi: lebih padat, jadi lebih alot
Babi: lebih berongga, dagingnya lebih lembut dari sapi

D. Aroma
Sapi: aroma daging sapi khas. Sedap lah pokoknya.
Babi: aroma daging babi cenderung apek dan pesing. Apek disebabkan karena oksidasi lemak babi. Lemak babi lebih mudah teroksidasi daripada lemak sapi. Sedangkan pesing disebabkan rembesan urin dari fesikel urin babi yang kerap bocor.

E. Harga
Sapi: sekitar Rp. 120.000/kg
Babi: sekitar Rp. 40.000/kg. Harga ini bervariasi tergantung lemaknya. Babi yang lemaknya banyak harganya murah sekali. Hal ini karena lemak babi mudah sekali teroksidasi.

F. Kuah kaldu
Sapi: kuah kaldu sapi segar dan tidak terlalu berlemak.
Babi: kuah kaldu babi eneg, lebih berlemak, dan lebih kental dibanding kuah sapi.

G. Asap masakan
Sapi: asap masakan wajar. Tidak terlalu banyak.
Babi: asap masakan banyak, kemungkinan senyawa volatil yang dikandung babi lebih banyak.

Sesi selanjutnya adalah tanya jawab. Banyak pertanyaan menarik di acara ini.

1. Seberapa jauh kita bisa mempercayai logo halal MUI?
Logo halal MUI wajib dipercayai. Sebab untuk menyatakan produk halal itu banyak sekali tahap auditnya. Auditor tak hanya sekedar datang, cek lokasi, terus diapprove. Lebih dari itu, auditor akan mengecek sumber bahan-bahan yang dipakai, stock card, detail lokasi produksi, bahkan sampai ke kamar karyawan. Pokoknya benar-benar tidak ada celah untuk memanipulasi.

2. Bagaimana wacana LPPOM MUI masuk Departemen Agama?

LPPOM(lembaga pengawas obat dan makanan) adalah sekumpulan expert di bidang obat dan makanan. Sedangkan MUI(majelis ulama Indonesia), dari namanya sudah menyiratkan bahwa ini adalah kumpulan ulama Indonesia. Dalam mengaudit kehalalan diperlukan mereka yang expert tentang ilmu agama dan juga expert di bidang obat dan makanan. Maka jadilah LPPOM MUI. Apa jadinya bila LPPOM MUI di bawah Dep. Agama? Bisa jadi penentuan halal dan haram hanya terbatas pada dalil agama. Padahal penentuan halal perlu pertimbangan ahli obat dan makanan.

3. Bila lemak babi telah diurai menjadi komponennya, sehingga telah hilang sifat babinya, masihkah haram?

Analogi ini mirip dengan kasus vaksin yang menggunakan tripsin babi sebagai katalisatornya. Para ulama menggunakan Istihalah dalam menyikapi hal ini. Tripsin babi pada proses ini dipakai sebagai katalisator. Konon karena DNA babi paling mirip manusia. Namun tripsin ini tidak menyebabkan produk menjadi haram, karena sifat babi sudah sama sekali hilang. Bahkan, untuk pemurnian bahan menggunakan pencucian mekanis sebanyak 65 milyar kali. Pencuciannya juga nggak main-main. 8-10 tahun lho. Jadi, jangan takut vaksin meningitis yah!

Emak narsis minta foto bareng
Hari semakin sore, acara harus segera ditutup sebelum azan magrib dikumandangkan. Materi Halal School sebenarnya masih banyak. Tapi keterbatasan waktu membuat Pak Nanung menjelaskan kelanjutan materi minggu besok. Duh, kayaknya nggak bisa datang nih, hiks...

Baca keseruan lain seputar Food Technology. Plis klik: I'm proud to be food technologist!

2 komentar:

  1. Waah padat reportasenya, Mak.

    Kalo dari Toraja .. bisa jadi memang penyembelihannya tanpa bismillah karena di sana banyak non muslimnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baru dua materi ini mak, sisa materinya aku nggak bisa ikut. Mudah-mudahan ada teman yang berbaik hati meresumekan buatku. Hehe

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...