24.4.14

Faris Ke Solo Naik Kereta Api

Hari Kamis ini, tanggal 24 April 2014 Faris menjemput Uti ke Solo. Uti sedang acara seminar di UNS. Para cowok, akung, Faris, Om Reyhan, Om Iqbal, dan satu bidadari (haha) menjemput pakai kereta.
Penjemputan ini sih sebenarnya cuma akal-akalan biar Faris bisa naik kereta. Setelah sekian lama aku nggak pernah naik kereta, sekarang kereta api lebih canggih dan bersih. Pedagang kaki lima sudah nggak ada yang masuk, meja kecil yang biasa untuk botol minum masih bagus. Ada colokan listrik dan gantungan sampah lagi. 


Faris terlihat senang dan malah main di kolong kursi kereta. Nggak mau pakai sandal, sampai hitam semua kaki, sedikit di tangan, dan di atas mulut. Kalau biasa di perjalanan pasti tertidir. Kali ini sukses melek terus.

Uti baru selesai seminar jam  6, tapi kita sudah sampai Solo jam 3. Hey, mau ngapain ya? Setelah Ashar di stasiun, pasukan lalu menuju pasar, akung mau membelikan pesanan uti, sirup beras kencur. Maunya beli lima botol, apa daya yang available cuma tiga botol.
Setelah membeli pesanan uti, kami pun berencana ke daerah Pasar Klewer. Bukan ke pasarnya sih, tapi mau ke masjidnya dan seingatku dulu ada semacam museum gitu.
Sesampai di Masjid Agung, Pasar Klewer. Om Iqbal tidur, kami lalu leyeh-leyeh di pelataran masjid. Ada sedikit yang mengusikku saat masuk masjid. Ada tulisan 'no enter for non muslim'. Wah, apa mungkin ada kejadian tidak enak ya sama non muslim di sini? Soalnya menurutku sih larangan seperti itu malah memberi kesan umat Islam itu ekskusif dan tidak mau berbagi. Yah, toh tanpa tulisan seperti itu non muslim juga pasti sudah sungkan mau masuk. Yah, sekedar berbagi tempat untuk istirahat apa salahnya, toh masjidnya luas sekali, dan nyatanya banyak yang numpang istirahat di masjid ini.
Setelah Om Iqbal bangun, doi langsung ngajak Faris lari-larian. Mereka lalu pukul bedug, mendorong kotak amal, loncat-loncatan. Wah seru sekali. Untung nggak sampai ribut di masjid. Lari-larian lalu dilanjutkan ke halaman masjid, Faris terlihat kewalahan mengimbangi Omnya. Tapi mereka tetap seru berlarian.
Setelah hampir jam 6 sore, kami berencana kembali ke stasiun, sebelum pulang, aku membelikan mainan bambu buat Faris dan Om Iqbal. Daripada sudah jauh-jauh ke Solo nggak bawa apa-apa.
Tarif kendaraan di Solo memang murah loh. Setelah tadi naik taksi Stasiunn Solo Balapan-Klewer cuma tiga puluh ribu, pulangnya naik becak cuma dua puluh ribu. Sudah siap-siap nawar kalau kemahalan, eh mereka ternyata pada pasang tarif bersahabat semua. Jadi malu... Akung sampai kasih lebih karena nggak percaya sama murahnya.
Sampai stasiun, kami akhirnya menikmati yang namanya Nasi Liwet. Oh, ternyata semacam nasi uduk-sayur jipang-telor-suwiran ayam plus saus santan kental dan gurih. Berlemak sekali, tapi enak! Dan seperti biasa, Faris bukannya makan, malah asyik dorong-dorong kursi bakso.
Perjalanan kami ditutup dengan naik kereta Sriwedari. Keretanya full AC dingin. Faris nggak tidur-tidur, dan baru pules pas sudah sampai Delanggu.

Kemajuan tatur Faris!
Satu kemajuan Faris selama perjalanan ini. Faris sama sekali nggak ngompol ataupun ngantong! Tambah yakin kalau bocilku sudah bisa lepas popok. Memang sih kendala utama cuma kalau pup, masih nyamannya di celana. Untungnya siklus pup pas pagi hari.


Jetisharjo, 25 April. Sambil nemenin Faris jalan-jalan dan melantai di trotoar Jetisharjo-Hotel Tentrem.
Ngajak ibunya lesehan di trotoar

Gaya banget. Nggak mau mundur kebelakang

1 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...