13.6.16

Bijak Menanggapi Berita dari Segala Sisi (2)



Masih melanjutkan heboh-heboh razia makanan di Serang kemarin. Ternyata tanggapan dan reaksi dari netizen sangat beragam. Reaksinya bahkan nggak lagi fokus pada peristiwa razia. Kelihatan banget deh kalau masyarakat Indonesia gampang sekali beropini *termasuk aku yang buat tulisan ini, haha!

Reaksi 1: Menyayangkan tindakan Satpol PP Serang
Ini reaksi yang paling umum ditemui, termasuk aku yang menyayangkan tindakan Satpol PP Serang ini. Okelah si ibu melanggar aturan dengan berjualan di siang hari saat bulan Ramadan, tapi peraturan itu masih belum umum di masyarakat Indonesia. Kalau memang mau menegakkan aturan itu, bisa dong diajak mediasi dulu, cari win-win solutionnya. Jangan asla melarang berjualan, emang pemerintah mau mengganti pendapatan mereka selama tidak berjualan itu? Solusinya apa selama mereka tidak berjualan? Belajar dulu lah dari Malaysia yang sudah lebih dahulu menerapkan aturan ini.

Reaksi 2: Fokus menggalang donasi untuk korban razia makanan
Seperti sudah kusinggung di postingan sebelumnya, reaksi ini menyadarkanku bagaimana seharusnya aku bersikap menghadapi kejadian ini. Total lebih 200 juta terkumpul untuk membantu korban razia di Serang ini. Walau pun beberapa pihak lalu mengatakan donasi ini adalah tindakan bodoh dan malah membantu pelanggar hukum di Indonesia, tapi maaf, mereka yang punya nurani pasti tergerak hatinya untuk membantu Ibu Eny an para korban lain. Situ yangkontra sama penggalanan dana ini pernah ngerasain nggak susahnya cari makan waktu bulan puasa? Kalau semua warung ditutup, dimana toleransi kita sama umat agama lain? Oke sebagai muslim kita diwajibkan mengistimewakan Bulan Ramadan. Tapi nggak dengan menzalimi orang juga kan?

Reaksi 3: Manja amat puasa aja minta ditoleransi!
Anggapan ini datang dari sebagian umat muslim sendiri loh. Menurut mereka berlebihan kalau ibadah puasa minta segitu diistimewakan sampai seluruh Serang harus Bulan Puasa Nasional. Aku termasuk yang setuju sama anggapan ini, tetapi pembatasan berjualan makanan saat Ramadan memang diperlukan, biar ada bedanya Bulan Ramadan dengan bulan biasa. Kan katanya Bulan Ramadan harus diistimewakan, dengan ada pembatasan sebenarnya sudah cukup istimewa kan? Nggak usah ekstrim-ekstrim banget lah!

Reaksi 3: Razia adalah wujud penegakan hukum Allah yang nggak bisa ditawar-tawar
Yah, yang berpikir seperti ini juga nggak salah sih. Dasar hukumnya dirangkum di postingan ini:

https://konsultasisyariah.com/24992-hukum-buka-warung-di-siang-ramadhan.html

Diasumsikan di postingan kalau berjualan di siang hari di Bulan Ramadan termasuk tolong menolong dalam berbuat maksiat. Entah mereka mungkin tutup mata bahwa ada golongan yang diringankan untuk tidak berpuasa, kalau semua warung tutup, mau cari makan dimana? Nggak semua bisa sempat menyiapkan bekal loh, contohnya saja musafir dan mahasiswa kos-kosan yang nggak punya dapur di kosnya. Di Malaysia bahkan katanya tempat makan yang buka hanya restoran non halal dan fast food. yang kena uzur bakal 'terpaksa' berpuasa itu. Ya kalau pemikirannya itu hukum Allah yang nggak bisa ditawar-tawar ya nggak apa-apa, tapi ingat ya, sesuatu yang baik bisa menjadi buruk kalau penyampaiannya tidak tepat. Razia kali ini bentuk penegakan hukum allah yang terburu-buru. Kalau saja soasialisasi dan mediasinya dilakukan secara matang, ya mungkin tidak berefek buruk seperti ini, ya kan?

Reaksi 4: Ini adalah tanda akhir zaman dimana yang salah malah mendapat pembenaran
Terus terang merinding baca reaksi itu. Reaksi ini timbul dari mereka yang setuju razia tetap dilakukan. Ya nggak masalah berpendapat setuju dengan razia, tetapi kalau terus bawa-bawa kiamat terus bilang kalau ini ada konspirasi, provokasi, dan asi-asi yang lain, wah, pikiran negatifnya kejauhan deh. Mikir mah jangan yang jelek-jelek atuh. Nanti kalau kejadian bener gimana? Ya nmemang kita harus persiapan kalau-kalau kiamat memang sudah dekat, tapi jangan memperlebar masalah deh, segala kiamat dibawa-bawa cuma gara-gara razia (yang menurut hematku sih kurang tepat waktu dan keadaanya-bukan berarti razianya salah terus si ibunya bener loh, catat!).

Reaksi 5: Apaan tuh, kiblatnya kok berita Komp*s?

Ini salah satu yang memperlebar masalah. Dibilang kalau berita Komp*s dan sejenisnya itu isinya provokasi saja. Jujur aku pribadi berhati-hati menyikapi berita ini dan jangan sampai terjebak pada provokasi. Kalau menurutku sih namanya berita semakin banyak pro-kontranya ya bakalan semakin viral, wajar lah kalau media sedikit memberi 'bumbu' kontroversi. Tapi terlepas daripada itu, yang jelas kredibilitas beritanya meyakinkan kan? Itu fakta lapangan kan? Tinggal bijak-bijaknya kita lah menanggapi pro-kontra. Termasuk di facebook aku kontra sama beberapa teman tentang hal ini, tetapi setelah nggak mencapai titik temu, ya perdebatan dihentikan, case closed, nggak mesti semua orang harus sesuai mau kita kan?

Ya Allah, berkahilah selalu kami di Bulan Ramadan ini. Aamiin.



1 komentar:

  1. Benar sekali :) ketika suatu berita datang, kita emang harus bijak. Dan kadang suka pusing. suka bertanya-tanya. siapa yang salah? Siapa yang benar? ah, jadi pusing :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung di lapak sederhana EDibaFREE. Komentar Anda akan sangat berarti buat kami...